Kabarekonomi.id – Twitter diprediksi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 50% karyawannya setelah diambilalih oleh CEO Tesla Elon Musk. Diperkirakan 3.700 karyawan akan terkena pemutusan hubungan kerja ini.
Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh Bloomberg News. Dalam laporan tersebut juga disebutkan Elon Musk juga akan mengharuskan karyawan yang bekerja jarah jauh (WFA) untuk melapor ke kantor Twitter.
Dalam internal memo yang dilihat CNBC International, Elon Musk berencana untuk bertemu dengan pihak yang mendukung dalam akuisisi Twitter untuk membicarakan PHK. Beberapa yang diundang termasuk David Sacks dari Craft Ventures, Steve Davis President Boring Company, Sam Teller dan Antonio Gracias dari Velor Equity Partners.
Agenda rapat terkait pengurangan karyawan ini tersebar luar di kalangan internal karyawan Twitter, kemungkinan ini terjadi secara tidak sengaja, seperti dilansir dari CNBC International, Kamis (3/11/2022).
Pasca merampungkan akuisisi Twitter senilai US$44 miliar, Elon Musk memang melakukan tindakan cepat dengan memboyong orang-orang kepercayaannya untuk bekerja di Twitter.
Langkah pertama Elon Musk dalam mengembangkan bisnis adalah berusaha untuk meningkatkan margin Twitter, termasuk dengan memangkas jumlah karyawan dan biaya operasional serta menemukan cara baru untuk menghasilkan pendapatan.
Baca: Elon Musk Caplok Twitter, Pendirinya Malah Pamer Medsos Baru
Elon Musk sendiri telah mengusulkan kehadiran produk berlangganan bernilai US$8 per bulan kepada pengguna Twitter. Ada juga biaya untuk pengguna yang menginginkan verifikasi “centang biru”.