KABAREKONOMI.ID – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,66% di 7.112,36 pada perdagangan Rabu (31/8/2022). Selang 10 menit, IHSG anjlok 1% lebih ke level terendahnya 7.078,35.
Kabar kurang sedap kembali datang dari Amerika Serikat (AS). Semalam indeks saham Bursa New York kembali melanjutkan koreksi yang cukup dalam.
Indeks Dow Jones melemah 0,96% sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite masing-masing terkoreksi lebih dari 1%.
Pidato Ketua Fed Jerome Powell yang menyiratkan stance hawkish bank sentral AS masih menjadi katalis negatif untuk pasar saham AS yang sebenarnya belum lama rebound.
Dari dalam negeri, sentimen datang dari keputusan pemerintah terkait kenaikan harga BBM bersubsidi.
Dari informasi yang diterima sebelumnya, bahwa kenaikan harga BBM ini akan diputuskan pada 31 Agustus 2022 ini, dan harga baru Pertalite dan Solar Subsidi akan resmi berlaku pada 1 September 2022.
Mengacu pada informasi yang diterima CNBC Indonesia, harga solar subsidi akan naik tetapi di kisaran Rp 8.500-10.000 per liter sementara untuk Pertalite maksimal Rp 10.000/liter.
Ketika harga BBM bersubsidi naik, maka dampaknya adalah peningkatan inflasi. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan bahwa kenaikan 10% harga Pertalite dan LPG 3 Kg akan memberikan tambahan inflasi sebesar 0,32 poin persentase (ppt) dan 0,35 ppt.
Selain inflasi, isu kenaikan BBM juga kerap diwarnai oleh aksi demonstrasi di berbagai kalangan yang menentang. Hal ini tentu memicu sedikit kegaduhan yang berpotensi menjadi sentimen negatif bagi pasar.
Secara historis sejak era presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tercatat sudah 5x harga BBM bersubsidi dinaikkan.
Dalam 5x tahap kenaikan sejak era SBY hingga Jokowi, pengumuman kenaikan harga dilakukan di hari libur.