KABAREKONOMI.ID, Batam – Sama seperti nasib seseorang, nasib sebuah negara juga tidak bisa ditebak. Beberapa negara di dunia yang dulunya kaya raya dan maju kini bangkrut.
Kekayaan sumber daya alam yang dulu berlimpah telah hilang dan membuat negara itu jatuh miskin bahkan terlupakan. Faktornya beragam, yakni perang, konflik internal, hingga kebijakan yang salah.
Lantas negara apa sajakah itu, berikut paparannya:
1.Mali
Mali pernah dikenal sebagai negara kaya di Afrika. Ini karena Mali memiliki cadangan emas dunia yang yang diperdagangkan dengan pedagang dari Mesir, Persia, Venesia, dan Genoa.
Setelah kehancuran kerajaan abad ke-16, kekuatan dan kekayaannya berkurang dan belum pulih sejak itu. Saat ini, sebagian besar penduduknya bergantung pada pertanian musiman dan hidup sederhana. PBB memasukkan Mali pada daftar 47 negara dengan pembangunan tertinggal.
2.Irak
Irak adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia pada tahun 1960-1970an. Pendapatannya dihasilkan dari minyak bumi sebagai produsen kedua terbesar di dunia, sekaligus negara anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC).
Pada tahun-tahun tersebut, Irak mencapai kejayaan dalam infrastruktur, perawatan kesehatan, dan layanan sosialnya. Namun kejayaan Irak pudar setelah terjadi konflik terus menerus dengan negara tetangganya. Kondisi ini diperparah dengan kontroversi perebutan kekuasaan di dalam negeri.
3.kuba
Kuba sempat menjadi salah satu negara dengan Gross Domestic Product (GDP) per kapita tertinggi di Benua Amerika. Negara ini juga sempat mencatat angka kepemilikan mobil dan telepon tertinggi, serta ikut dalam booming industri gula dan pariwisata. Selain itu, Kuba juga sempat menjadi lokasi favorit orang kaya Amerika bermain judi.
Sayangnya ketimpangan ekonomi pada 1950-an yang semakin parah membuat rakyat jengah. Kondisi makin parah akibat kekuasaan militer yang represif, kejahatan yang terorganisir, perdagangan narkoba, serta prostitusi.
4.Zimbabwe
Sejak tahun 2000, Zimbabwe telah beralih dari negara yang paling kaya menjadi termiskin hingga butuh bantuan. Zimbabwe mengalami bencana ekonomi mulai dari hiperinflasi ekstrem hingga resesi yang berdampak buruk pada kehidupan masyarakat.
Sebelumnya pada 1980, Zimbabwe adalah negara yang terkenal dengan kekayaan alam dan memiliki industri pertanian handal. Situasi memburuk pada 1990an hingga pada 2000 presiden saat itu Mugabe memutuskan merebut tanah pertanian milik ras lain. Kebijakan ini berdampak buruk karena lahan tak diolah dengan baik hingga produksi terus anjlok.
5.Nauru
Pada 1970an Nauru adalah negara kaya yang menarik keuntungan dari cadangan fosfat. Barang tambang ini adalah komponen kunci industri pupuk, yang sangat membantu perekonomian negara tersebut. Pemerintah dan masyarakat Nauru sempat merasakan hidup mewah.
Nauru sebetulnya sudah mempertimbangkan alternatif lain saat cadangan fosfat makin sedikit. Pemerintah menginvestasikan sejumlah dana dengan harapan memperoleh sumber pemasukan baru.
Sayangnya dana tidak dikelola dengan baik, hingga Nauru jatuh dalam jeratan utang. Kondisi ini diikuti bangkrutnya sistem perbankan dan telekomunikasi yang berdampak pada kehidupan masyarakat.
6.Venezuela
Negara ini dulunya memang tidak termasuk miskin atau sangat perlu bantuan. Sayangnya Venezuela sangat bergantung pada cadangan minyak bumi hingga 90 persen pendapatan negaranya bergantung pada industri barang tambang tersebut.
Akibatnya, Venezuela merasakan dampak buruk saat harga minyak bumi jatuh pada 2014. Negara ini mengalami hiperinflasi sehingga masyarakat tak mampu memenuhi kebutuhannya. Akibatnya terjadi keributan di dalam negeri, yang makin parah akibat Amerika tidak mau merestrukturisasi utang Venezuela.
7.Latvia
Dulunya, Latvia merupakan negara yang kaya raya di dataran Eropa, bahkan melebihi Finlandia, Denmark, dan Uni Soviet. Hal tersebut karena Latvia kaya akan sumber daya kayu dan hasil bumi, sehingga negaranya maju. Namun pada perang dunia II, Latvia dikuasai oleh Nazi dan Soviet yang membuat negara ini miskin dan tertinggal hingga sekarang.
(**)