KABAREKONOMI.ID, Jakarta – Tampaknya tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu, demikian juga investasi. Seperti ada kata pepatah lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali.
Bicara soal investasi, saat ini investasi di pasar modal menunjukkan peningkatan. Hal ini ditunjukkan dari jumlah investor yang bertambah. Jumlah investor pasar modal mencapai 8,39 juta hingga Maret 2022 dari periode 2021 sebesar 7,48 juta.
Jumlah investor pasar modal tersebut naik 12,13 persen. Dari jumlah investor pasar modal, investor pria masih mendominasi yang mencapai 62,89 persen hingga Maret 2022. Sedangkan perempuan mencapai 37,11 persen.
Adapun jumlah investor di bawah usia 30 tahun paling dominan. Tercatat jumlah investor di bawah usia 30 tahun mencapai 60,18 persen. Disusul usia 31-40 tahun mencapai 21,61 persen, dan usia 41-50 tahun mencapai 10,39 persen. Meski investor berusia 31-40 tahun tidak dominan, tetapi tidak ada salahnya mulai untuk investasi terutama bagi perempuan.
Memilih investasi bagi perempuan yang berusia di atas 35 tahun ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan.
Direktur PT Panin Asset Manajemen, Rudiyanto mengatakan, secara umum, pemilihan investasi didasarkan pada tiga pertimbangan penting mulai dari tujuan investasi, kondisi keuangan dan profil risiko.
“Tujuan investasi, apakah untuk persiapan pensiun, dana pendidikan anak, pembelian atau DP Rumah, dana darurat, dana liburan dan lain-lain. Poin penting dari tujuan investasi adalah seberapa jauh bisa “meleset”, misalkan dana liburan, kalau hasilnya bagus bisa liburan agak jauh dan lama, tapi kalau terkumpulnya kecil, yang dekat-dekat saja,” kata Rudiyanto saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (24/4/2022).
Ia menambahkan, hal penting yang perlu diperhatikan dalam investasi, yakni kondisi keuangan.
“Poin pentingnya adalah berapa persen dari pengeluaran bulanan kita tergantung hasil investasi. Jika 0 persen, maka bisa mengambil produk dengan profil yang agresif, sementara jika 10 – 30 persen, profilnya moderat, dan jika lebih dari itu, yang semakin konservatif,” imbuhnya.
Selain itu, ada juga profil risiko, poin pentingnya adalah kesiapan menerima risiko penurunan harga dan pemahaman akan kondisi pasar.
“Semakin siap, maka bisa memilih produk yang agresif, sementara semakin tidak siap, maka bisa memilih produk dengan profil yang moderat – konservatif,” ujar Rudiyanto.
Rudiyanto juga menjelaskan masing-masing orang memiliki karakteristik yang berbeda. Wanita di usia 35 tahun bisa saja memiliki kombinasi tujuan investasi, kondisi keuangan dan profil risiko yang berbeda.
“Namun secara umum, sudah bisa mulai untuk persiapan seperti DP tempat tinggal, pendidikan anak, dan persiapan pensiun. Bisa di reksa dana, saham, obligasi sesuai dengan profilnya,” ungkapnya.
Meskipun sudah memasuki usia di atas 35 tahun, seorang perempuan tentunya berpeluang untuk melakukan investasi bahkan usia 55 atau 75 tahun sekalipun.
“Tentu ada, usia 55 atau bahkan 75 juga bisa. Karena produk investasi amat bervariasi mulai dari yang agresif hingga yang konservatif dan memberikan bagi hasil bulanan,” ucap Rudiyanto.
Sementara itu, Rudiyanto menuturkan, investasi yang cocok untuk investasi perempuan berusia di atas 35 tahun antara lain reksa dana pendapatan tetap, campuran dan pasar uang
“Untuk dana darurat bisa reksa dana pasar uang. Untuk tujuan yang jangkanya lebih panjang bisa reksa dana pendapatan tetap, campuran dan pasar uang,” ujar dia.