KABAREKONOMI.ID – Berdasarkan data pada Linkedin, pekerjaan yang terkait dengan blockchain dan Web3 meningkat sebesar 400% dari tahun 2020 hingga 2021. Pekerjaan ini juga merupakan pekerjaan yang paling dibutuhkan di seluruh industri teknologi.
Blockchain merupakan teknologi dibalik cryptocurrency atau aset digital seperti Bitcoin, Cardano, dan lainnya. Blockchain adalah protokol perangkat lunak untuk berbagi database yang terdistribusi di antara server komputer yang berpartisipasi.
Basis data ini menyimpan catatan transaksi dan data lain yang dapat diakses dan dilihat siapa saja secara real time, mirip dengan mesin pencari Google. Dengan teknologi blockchain, aset digital dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan protokol.
Aset digital ini kemudian dapat digunakan untuk mentransfer nilai finansial dari satu pihak ke pihak lain, dapat bertindak sebagai ‘alat’ untuk mengamankan protokolnya, dan berbagai manfaat lainnya.
Blockchain memperkenalkan gagasan “desentralisasi” di mana berbagai aplikasi dan bisnis dapat berjalan tanpa adanya pihak pusat yang memegang seluruh kendali. Namun, Blockchain juga dapat diprogram supaya bisa dikendalikan oleh pihak pusat sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang menggunakannya.
Kemudian, istilah Web3 mengacu pada gambaran besar penggunaan teknologi blockchain yang sebagian besar terdesentralisasi. Dimana pengguna dapat mengadopsi decentralized applications untuk aktivitas sehari-hari mereka (yaitu membuat konten untuk di-host di server terdesentralisasi; mengirim pembayaran menggunakan cryptocurrency dan dompet kripto; memiliki properti digital sebagai NFT; dll.) Blockchain dan cryptocurrency yang terdesentralisasi hanyalah beberapa dari banyak sektor yang didukung oleh Web3.
Indonesia adalah negara terpadat keempat di dunia dengan sekitar 275 juta penduduk, dan juga ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Indonesia memiliki ekonomi yang berkembang pesat dengan hampir seperempat populasi penduduknya adalah kaum muda berusia 10 hingga 24 tahun.
Menurut Kustodian Sentral Efek Indonesia, pada tahun 2021 jumlah portofolio investor Indonesia tumbuh pada level tertinggi dalam lima tahun karena generasi milenial dan generasi Z berbondong-bondong masuk ke market crypto, difasilitasi oleh aplikasi fintech. Selain itu, pada tahun 2021 jumlah investor tunggal mencapai 7,35 juta.
Angka ini menggambarkan adopsi pasar blockchain, Web3, dan kripto memiliki pangsa sebesar 3% dari total populasi Indonesia. Yang berarti, ada potensi besar untuk industri Web3 berkembang lebih jauh karena teknologi juga akan turut berkembang lebih pesat.
Pemerintah Indonesia mengatur 25 bursa kripto domestik melalui Bappebti, sembari tetap mendukung penggunaan teknologi blockchain sebagai solusi yang menguntungkan bagi sektor swasta. Pemerintah telah menganjurkan pendekatan sandbox untuk eksperimen blockchain dengan mendirikan Kawansan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park di Batam dimana penyedia solusi blockchain global dapat menikmati lingkungan yang ramah investor dengan infrastruktur bisnis yang dikembangkan.
Pada Agustus 2022, perusahaan teknologi terbesar di Indonesia, Gojek Tokopedia Go To (GOTO) juga bergabung dengan industri blockchain dan Web3 dengan mengakuisisi kripto exchange lokal, menandakan tren ekspansi industri blockchain.
Blockchain dan Web3 memiliki potensi yang tidak terbatas untuk mengubah sebagian besar industri yang ada saat ini. Berbagai aktivitas yang kita lakukan saat ini, kebanyakan dikendalikan oleh entitas publik atau swasta terpusat yang berarti mereka bertanggung jawab untuk mengamankan data kita, harus tetap netral ditengah berbagai kepentingan yang ada, mengambil biaya komisi, dll. Masalahnya adalah, sejarah telah menunjukkan kepada kita bahwa mereka yang berkuasa tidak dapat dipercaya untuk selalu “bermain sesuai aturan”.
Di sisi lain, blockchain dan Web3 adalah teknologi open-source yang aman, terdesentralisasi, dan transparan supaya semua orang bisa melihat apakah aturan dipatuhi atau tidak.
Generasi muda akan memainkan peran besar dalam membentuk tren budaya, sosial, dan ekonomi masa depan mulai dari adopsi teknologi hingga adopsi kuliner, musik, dan mode. Dalam jangka panjang, generasi muda semakin memahami teknologi dan lebih tertarik terhadap cryptocurrency daripada saham. Generasi muda tumbuh di era ketidakpercayaan terhadap pemerintah dan terhadap perusahaan, dan menghargai inovasi baru yang dapat mengubah cara lama berbisnis sambil memberikan ‘lapangan bermain’ yang adil dan setara kepada siapa pun yang ingin berpartisipasi.
Dengan demikian, talenta muda secara global menjadi sadar akan peluang masa depan yang dihadirkan oleh blockchain dan Web3. Banyak lulusan universitas berbakat, profesional muda maupun yang lebih tua, dan profesional mapan yang sekarang beralih melamar ke pekerjaan blockchain dan Web3 yang mereka lihat sebagai peluang sekali seumur hidup.
Pekerjaan dan peluang ini didanai oleh gelombang besar investasi global lebih dari 25 miliar US dolar pada tahun 2021 oleh modal ventura dan perusahaan investasi yang mencari industri baru dengan potensi ekspansi yang tinggi.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi global, masyarakat perlu mengetahui dan mengadopsi teknologi blockchain dan Web3. Dan agar ini terjadi, blockchain dan Web3 perlu memberikan solusi yang jauh lebih baik dan lebih mudah untuk menyelesaikan berbagai masalah.