KABAREKONOMI.ID, Batam – Selama tiga hari sejak Senin (25/7) hingga Rabu (27/7), Bank Indonesia Perwakilan Kepri bersama Pemerintah Kota Batam dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menggelar pasar murah.
Pasar murah yang digelar di Pasar Aviari dan Pasar Sagulung ini, nantinya akan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan pokok yang saat ini tengah merangkak naik. Salah satunya harga Cabai dan Telur.
Mengingat, kenaikan sejumlah komoditas pokok di pasaran saat ini cukup berdampak di masyarakat.
“Iya kenaikkan harga cabai dan telur saat ini sangat mahal sekali. Menurut penjualnya, naiknya harga cabai karena pengaruh musim,” jelas salah satu pedagang.
Sejumlah pihak pun berharap, dengan adanya pasar murah ini nantinya bisa membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan harga itu.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono mengungkapkan biang kerok mahalnya harga cabai merah dan rawit dalam beberapa waktu terakhir. Salah satunya terjadi karena supply shock.
“Pergerakan cabe ini dari bulan ke bulan kalau kita lihat memang pada satu waktu tinggi karena supply shock,” jelasnya, Jumat (1/7/2022).
Selain itu supply shock, penyebab lonjakan harga cabai belakangan ini juga disebabkan oleh faktor cuaca. Hal itu membuat kedua kelompok tersebut memberikan andil inflasi cukup besar pada Juni 2022.
Untuk cabai merah sendiri tercatat memberikan andil 0,24 persen secara month to month (mom). Sementara itu, cabai rawit memberikan sumbangsih 0,10 persen.
“Kalau supply cukup tidak ada anomali cuaca bahkan cabai ini selalu deflasi,” katanya.
Sebelumnya BPS mencatat terjadi inflasi sebesar 0,61 persen pada Juni 2022. Inflasi ini akibat adanya peningkatan indeks harga konsumen (IHK) dari 110,42 pada Mei, menjadi 111,09 di bulan lalu.
Sementara untuk inflasi tahun kalender (Juni 2022 terhadap Desember 2021) sebesar 3,19 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun (Juni 2022 terhadap Juni 2021) mencapai sebesar 4,35 persen. (ilm)