KABAREKONOMI.ID, BATAM – Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menggelar Rapat Koordinasi bertajuk “Peluang Pengembangan Pariwisata dan UMKM Melalui Jalur Kapal RORO (Roll-On/Roll-Off) Batam-Johor”, Kamis (21/11/2024) pagi.
Rakor ini diselenggarakan di Balairung Sari BP Batam dan dihadiri oleh lebih dari 100 peserta yang berasal dari FKPD Kota Batam, asosiasi pariwisata, dosen perguruan tinggi, dan sejumlah mahasiswa.
Kegiatan ini dibuka langsung oleh Plh. Kepala BP Batam, Purwiyanto dan dihadiri oleh beberapa pemateri, antara lain Kepala Pusat Pengembangan KPBPBB dan KEK BP Batam, Irfan Syakir Widyasa; GM Unit Usaha Pelabuhan Penumpang BP Batam, Benny Syahroni; Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik UGM, Ikaputra; Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata; Direktur Politeknik Negeri Batam, Bambang Hedrawan; Wakil Direktur 1 Batam Tourism Polytechnic, Agung Edy Wibowo, dan Kepala Bidang Hubungan Internasional dan Humas DPD ASITA Kepri, Sumantri Endang
Rakor ini merupakan tindak lanjut dari usulan delegasi Malaysia pada kegiatan Working Group Juli 2023 silam untuk membuka layanan kapal RORO, mengingat tingginya permintaan dari kedua negara.
Oleh karena itu, Plh. Kepala BP Batam, Purwiyanto menyambut baik gagasan ini sebagai upaya mengembangkan sektor pariwisata dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Batam.
“Pariwisata tidak hanya tergantung dari jumlah wisatawan yang datang, tetapi juga jumlah uang yang berputar di Batam. Jadi dengan adanya jalur RORO ini objek wisata yang sudah ada bisa didorong pengembangannya,” ujarnya.
Menurut Purwiyanto, upaya ini sudah tepat dilakukan, mengingat negara-negara lain sudah bersaing untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
“Presiden RI, Bapak Prabowo, juga telah menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Dan pariwisata bisa menjadi salah satu sektor yang dapat didorong untuk meningkatkan PDRB di Batam,” imbuhnya.
Meski demikian, Kepala Pusat Pengembangan KPBPBB dan KEK BP Batam, Irfan Syakir Widyasa secara gamblang mengatakan kesuksesan program ini membutuhkan dukungan dari pelaku usaha pariwisata, asosiasi, dan UMKM yang ada di Kota Batam untuk bersama-sama meningkatkan kualitas objek-objek wisata beserta layanannya.
“Karena sesuai data yang kami terima, lebih banyak WNI yang keluar daripada WNA yang masuk,” bebernya.
Meski demikian, bila rencana pengoperasian rute RORO Batam-Johor ini terealisasi dengan baik, maka Batam akan mendapatkan sejumlah peluang pasar.
Diantaranya, peluang trafik penumpang Batam-Johor maupun sebaliknya mencapai 500.000 orang per tahun, peningkatan jumlah akomodasi dan lama tinggal wisatawan, peningkatan UMKM sektor pariwisata, serta potensi angkutan barang baik dari Batam maupun sebaliknya.
“Semoga masukan-masukan yang disampaikan oleh seluruh peserta yang hadir menjadi rekomendasi yang positif untuk mendukung gagasan ini,” pungkas Irfan.
(rud)