KABAREKONOMI.ID, Batam – hingga menembus ke atas Rp 10.800/SG$. Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) yang kembali mengetatkan kebijakannya membuat dolar Singapura menuju penguatan 6 hari beruntun.
Melansir data Refintiv, pada pukul 14:03 WIB dolar Singapura diperdagangkan di kisaran Rp 10.822/SG$. Dalam 6 hari, total kenaikannya nyaris 2%.
Dalam pengumuman kebijakan moneter hari ini, MAS mengumumkan merubah titik tengah (centre) Singapore dollar nominal effective exchange rate (S$NEER). Sementara untuk slope dan width tidak dirubah.
Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate), yang terdiri dari kemiringan (slope), lebar (width) dan titik tengah (centre).
Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak diumbar kepada publik.
Pengetatan yang dilakukan artinya MAS membiarkan dolar Singapura menguat, sehingga impor akan lebih murah. Hal ini bisa membantu meredam inflasi di Singapura.
Masalah inflasi tinggi juga sedang melanda Singapura. Inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) tumbuh 7,5% year-on-year (yoy) pada Agustus, yang merupakan level tertinggi dalam 14 tahun terakhir, tepatnya sejak Juni 2008.
Inflasi inti juga melesat 5,1% (yoy) dari Mei sebesar 3,6%, dan berada di level tertinggi sejak November 2008.
(**)