KABAREKONOMI.ID, Bali – Masyarakat secara langsung merasakan kenaikkan harga barang dan jasa kebutuhan pokok yang terbilang lebih mahal dibandingkan harga sebelumnya beberapa waktu lalu. Kondisi ini pun membuat beban hidup masyarakat sangat berat.
Kenaikan harga-harga kebutuhan hidup sehari-hari dari waktu ke waktu inilah disebabkan adanya apa yang disebut sebagai inflasi.
Secara sederhana, inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Dimana kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan itu meluas atau mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya.
Walhasil Inflasi tidak hanya menjadi perhatian masyarakat umum, tetapi juga menjadi perhatian dunia usaha, bank sentral, dan pemerintah.
Hal tersebut diungkapkan Miftachul Choiri, Kepala Tim Implementasi KEKDA Bank Indonesia perwakilan Kepri disela-sela Capasity Building BI Kepri di The Magani Legian, Kuta, Bali pada Jumat (21/10/2022) pagi.
Pihaknya pun menganalogikan Inflasi itu sebagai ‘begal’ atau ‘rampok’ dalam sebuah sistem perekonomian di sebuah daerah. Salah satunya di Provinsi Kepri.
“Dengan kondisi inflasi yang tinggi, tentunya akan berimbas pada kenaikkan indeks hidup layak. Walhasil hal ini akan memicu angka kemiskinan yang cukup tinggi dan besar,” tegasnya.
Dan ketika inflasi naik, tambahnya, tentunya pemerintah akan melakukan penyesuaian di beberapa sektor. Salah satunya di sektor upah minimun.
“Jika upah minimunnya naik, dan industri tidak bisa menyesuaikannya maka akan berdampak pada pengurangan tenaga kerja dan memicu angka pengangguran yang meningkat. Jadi intinyam inflasi ini harus benar-benar dijaga dengan baik,” tegasnya lagi.
Sebagaimana diketahui, penyebab inflasi ini terjadi karena permintaan atau daya tarik masyarakat yang kuat terhadap suatu barang.
Inflasi terjadi karena munculnya keinginan berlebihan dari suatu kelompok masyarakat yang ingin memanfaatkan lebih banyak barang dan jasa yang tersedia di pasaran. Karena keinginan yang terlalu berlebihan itu, permintaan menjadi bertambah, sedangkan penawaran masih tetap yang akhirnya mengakibatkan harga menjadi naik.
Selain itu, penyebab terjadinya inflasi bisa terjadi oleh adanya kelangkaan produksi termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan.
Berkurangnya produksi bisa terjadi akibat berbagai hal seperti masalah pada sumber produksi bencana alam, cuaca atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tersebut. Sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran.
Meningkatnya biaya produksi juga dapat disebabkan oleh kenaikan harga misalnya kenaikan harga bahan baku. Selain itu juga bisa disebabkan kenaikan upah atau gaji, contohnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang. (ilm)