KABAREKONOMI.ID, BATAM – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam, Gustian Riau, mengklarifikasi bahwa kelangkaan gas elpiji 3 kg di Kota Batam bukan disebabkan oleh keterbatasan stok, melainkan akibat keterlambatan pengiriman dari Pertamina.
Penyebab utama dari keterlambatan ini adalah kondisi cuaca buruk yang menghambat perjalanan armada laut. Angin kencang menghambat pengiriman dari Pertamina Tanjunguban, Kabupaten Bintan.
Armada laut yang digunakan untuk mendistribusikan gas elpiji mengalami kesulitan dalam berlayar, yang mengakibatkan lambatnya pendistribusian.
“Gas elpiji 3 kg tidak langka, stok kami masih mencukupi hingga Desember 2024,” tegas Gustian dalam keterangannya pada Selasa (17/9/2024).
Gustian melanjutkan, selain faktor cuaca, beberapa pangkalan di Batam mengalami kekosongan pasokan gas elpiji 3 kg karena sedang dikenakan sanksi oleh Pertamina. Sanksi ini dijatuhkan karena pangkalan tersebut belum menyerahkan laporan penjualan secara tepat waktu sesuai prosedur.
Gustian juga memastikan bahwa pendistribusian gas elpiji 3 kg akan segera kembali normal dalam beberapa hari ke depan. Masyarakat diminta agar tidak perlu khawatir, karena stok gas 3 kg masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun.
Pihaknya juga menegaskan bahwa gas elpiji subsidi 3 kilogram (gas melon) tak boleh diperuntukkan bagi usaha laundry dan restoran. Penegasan ini menyusul maraknya keluhan masyarakat terkait sulitnya mendapatkan gas bersubsidi tersebut di beberapa kawasan di Kota Batam.
Gustian menjelaskan, berdasarkan investigasi tim di lapangan, pihaknya menemukan adanya usaha menengah ke bawah yang masih nekat menggunakan gas elpiji subsidi itu. Sementara di tabung gas melon itu jelas tertulis hanya untuk masyarakat miskin.