Lima Hari Tak Mengalir, Warga Perumahan Bukit Raya Ancam ‘Duduki’ Kantor Pengelola Air Bersih
KABAREKONOMI.ID, BATAM – Lima hari tak dialiri air bersih, sejumlah warga Perumahan Bukit Raya, Batam Center Kota Batam, kota Batam kesal. Ironisnya, tak ada bantuan air bersih dari pengelola air bersih saat ini. Walhasil, warga pun mengantri air bersih dari sumur Bor.
Ketua RT 02 RW 38 kelurahan Belian, Zuldi menyebutkan, tidak adanya aliran air bersih dari perusahaan pengelola air Batam, bukan kali ini saja dirasakan oleh warga Bukit Raya.
Namun, kali ini seluruh penghuni perumahan tersebut sedah sangat kesal, karena hingga lima hari, tetesan air pun tidak ada sampai ke rumah warga.
“Jangankan untuk mandi, untuk nyuci piring, gelas aja tidak bisa. Belum lagi disini semua punya anak kecil, itu yang lebih kasian,” ujar Zuldi dengan nada kesal, Senin (31/7/2023).
Ironisnya, kata dia, pihak pengelola air Batam tidak pernah merespon keluhan warga hingga lima hari. Baginya, pengelola air hanya memberikan alasan, tanpa solusi.
“Alasan saja mereka kasi, tapi tak ada lagi solusinya, warga ngantri di Sumur Bor di masjid. Itupun tak bisa banyak, karena jumlah warga juga lumayan banyak, jadi harus berbagi,” ungkap Zuldi
Alasan selalu tidak ada armada, lanjut Zuldi, pihaknya juga setiap hari memberikan laporan ke call center PT Moya, namun tidak pernah direspon.
Baginya sangat berbeda waktu air bersih dikelola oleh perusahaan sebelumnya, setiap ada keluhan warga, selalu mendapatkan respon cepat.
“Beda kali sama pengelola sekarang ini. Sebenarnya kalau pun ada air tanki yang dikirim, itu bukan solusi utama, bahkan terkadang menjadi pertengkaran antar warga,” ungkap Zuldi
Senada, Ketua RW 38, Inar Kutni kelurahan Belian, membenarkan sudah lima hari air tidak mengalir. Informasi yang warga terima dari PT Moya, kekurangan Armada.
“Kata mereka hanya ada 10 mobil tangki yang dimiliki moya. Disini ada 600 KK lebih, luar biasa penderitaan warga,” ungkap Inar Kutni.
Bahkan emak-emak perumahan Bukit Raya berencana melakukan aksi demontrasi di kantor PT Moya dan DPRD Batam, untuk menyampaikan keluhan warga.
“Kami dah siap pergi demo. Hanya kami menunggu Pak RW memberikan surat Izin,” ungkap emak-emak. (***)