KABAREKONOMI.ID, Jakarta – Pemerintah mengizinkan masyarakat untuk mudik lebaran tahun ini. Tentu ini menjadi hal yang menggembirakan bagi masyarakat setelah dua tahun kegiatan ini dilarang akibat pandemi.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memproyeksikan sebanyak 85 juga orang akan melakukan mudik pada tahun ini.
“Dari 85 juta yang ingin mudik, melakukan perjalanan mudik, di antaranya hampir 10 persen menggunakan kereta api. Kalau kita hitung secara lebih rinci, sekitar 7,66 juta pemudik yang akan menggunakan kereta api di luar KRL Jabodetabek,” kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri kepada wartawan, Jumat (8/4).
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengungkapkan mudik dapat membantu menggerakkan roda perekonomian di tengah pemulihan ekonomi akibat pandemi.
Pasalnya, perputaran uang yang beredar akan semakin meningkat dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk membelanjakannya uangnya pada kebutuhan tertentu.
“Umumnya ini menandakan aktivitas perekonomian akan membaik dan asumsinya akan terlihat dari kinerja pertumbuhan ekonomi. Kalau dari perbandingan jumlah peredaran uang kuartal 1 dan kuartal 2, maka hipotesisnya proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal 2 relatif akan lebih tinggi,” kata Rendy.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara juga yakin bahwa perjalanan mudik dapat membawa dampak positif terhadap perekonomian seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat.
“Mudik akan dorong permintaan mulai dari jasa transportasi, pakaian jadi, makanan minuman, perhotelan hingga telekomunikasi. Terlebih ada pembayaran THR penuh bagi pegawai swasta bisa picu pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang lebih tinggi,” katanya.
Tak hanya memindahkan orang, mudik juga berpotensi membawa uang dari pusat ekonomi seperti Jakarta ke daerah-daerah lain yang menjadi tujuan pemudik. Contoh sederhananya, pemudik tentu akan membeli barang sepanjang perjalanan mudik seperti di rest area atau toko oleh-oleh.
Di lain sisi, Bhima memproyeksikan arus urbanisasi juga akan terjadi pasca mudik tahun ini. Pasalnya, banyak perusahaan atau perkantoran yang saat ini sudah mulai aktif kembali dan membuka lowongan pekerjaan yang sebelumnya kosong akibat pandemi.
“Sebelumnya saat gelombang PHK karena pandemi, banyak pengangguran kembali ke desa bekerja di sektor informal (seperti) pertanian. Ketika ekonomi mulai membaik, pencari kerja akan ikut saudara mencari pekerjaan di kota,” ucapnya.
Senada, Ekonom Senior Core Indonesia Ina Primiana juga tak bisa menampik adanya kemungkinan arus urbanisasi yang terjadi. Terlebih, keadaan sudah semakin membaik dan banyak orang yang mau bertaruh peruntungan di perkotaan.
Walau begitu, ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah setempat guna menahan arus urbanisasi yang berlebihan dengan membangun pusat perekonomian di daerahnya masing-masing.
“Jadi kalau orang-orang mencari pekerjaan di kota enggak bisa dielakkan juga. Sekarang justru gimana pemerintah di daerah mencoba untuk menggerakkan sektor ekonominya agar tidak terjadi arus urbanisasi. Jadi diperlukan kreativitasnya seperti menonjolkan sektor unggulannya masing-masing yang bisa membuka lapangan pekerjaan,” tutupnya.
source: cnn