KABAREKONOMI.ID, Jakarta – Dalam menjalankan usaha dan bisnisnya, Telkomsel, Provider terbesar di Indonesia diketahui selalu mengedepankan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG).
Telkomsel sengaja melakukan ini sebagai bentuk menjaga keberlangsungan bisnis selaras dengan pelestarian bumi, pemberdayaan sosial,serta menciptakan ekosistem digital yang aman dan bertanggung jawab dengan sustainability dengan mengedepankan prinsip lingkungan. Salah satunya melalui Telkomsel Jaga Bumi.
Hal ini diungkapkan Direktur Utama Telkomsel, Nugroho dalam sambutannya pada acara Media Update di Media Ghathering Telkomsel beberapa waktu lalu.
“Pada program Telkomsel Jaga Bumi, Telkomsel sudah berhasil mendaur ulang limbah plastik dan cangkang kartu SIM menjadi 75 ribu pavement block dan 20 ribu phone holder,” tegas Nugroho.
Dan untuk perusahaan provider, Telkomsel menjadi yang pertama di Indonesia yang lebih dahulu melakukan ini. Dan inisiatif ini, membuktikan bahwa setiap tindakan, sekecil apa pun dapat memberikan dampak besar terhadap lingkungan.
“Dengan daur ulang SIM Card, Telkomsel tidak hanya mengurangi jumlah limbah plastik yang mencemari lingkungan, tetapi juga menciptakan produk baru yang bermanfaat. Dan Telkomsel menjadi yang pertama melakukan ini,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui, SIM Card (Subscriber Indentity Module Card) atau yang lebih sering kita sebut kartu SIM adalah kartu kecil yang biasanya ditempatkan di dalam ponsel atau gadget. Kartu ini fungsinya membantu ponsel kita agar bisa dipakai di jaringan seluler.
Dengan SIM Card, pengguna bisa bikin panggilan, mengirim pesan, hingga mengakses data buat berbagai keperluan. SIM Card terdiri dari beberapa jenis, ada yang Mini-SIM, Micro-SIM, dan Nano-SIM. Ukurannya berbeda-beda supaya menyesuaikan dengan gadget kita.
Dan sebagian besar SIM Card terbuat dari plastik yang bernama polikarbonat. Plastik jenis ini dipilih karena kuat dan lebih tahan benturan dibanding jenis plastik lain. Jadi, walaupun SIM Card sering dimasukkan dan dikeluarkan dari ponsel setiap hari, akan tetap awet dan tidak mudah rusak.
Meskipun SIM Card bentuknya kecil, tapi kalau tidak didaur ulang dengan benar, dapat menyumbang masalah pada limbah plastik. Jika banyak SIM Card yang dibuang begitu saja, limbah plastik pasti akan menumpuk. Dan sangat tidak disarankan jika kita membuang SIM Card sembarangan tanpa didaur ulang karena bisa menimbulkan dampak negatif buat lingkungan jika tidak dikelola dnegan baik. Terutama, kalau bahan-bahan dalam kartu tersebut tidak terurai dengan baik.
Saat ini, diperkirakan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 200 juta SIM Card baru setiap tahunnya. Tentu dampak limbah bekas kartu ini berkontribusi pada masalah polusi lingkungan yang bisa mengganggu keberlangsungan bumi.
Mengurangi dampak negatif dari limbah kemasan dan cangkang SIM Card, Telekomunikasi mulai memberikan perhatian pada isu-isu tersebut dengan upaya melakukan daur ulang, termasuk Telkomsel yang mengambil peran terdepan untuk mendorong pengelolaan limbah kemasan dan cangkang SIM Card.
Berkolaborasi dengan PlusTik dalam mengatasi masalah pengelolaan limbah, Telkomsel melalui program Telkomsel Jaga Bumi berusaha menyediakan solusi untuk setiap limbah bahan plastik yang berasal dari kemasan dan cangkang SIM Card bekas pakai.
Baik itu kemasan cangkang SIM Card dari Telkomsel sendiri maupun operator yang ada di mitra outlet reseller (pedagang pulsa) yang bekerja sama dengan Telkomsel, semuanya akan didaur ulang untuk menjadi produk baru yang tidak hanya sekali pakai seperti smartphone holder dan pavement blocks.
Kemudian, hasil daur ulang tersebut nantinya akan didistribusikan kembali ke outlet-outlet reseller dan dapat digunakan untuk ponsel yang mereka display. Lalu, produk pavement blocks hasil daur ulang SIM Card ini juga bisa jadi bahan material untuk pengerjaan pembangunan atau renovasi jalan.(Iman)