KABAREKONOMI.ID, Batam – Impor minyak China dari Rusia melonjak 22 persen (yoy) pada September 2022. Peningkatan impor minyak dari Negeri Beruang Merah terjadi karena harganya yang lebih murah.
Administrasi Umum Kepabeanan China mencatat pasokan dari Rusia, termasuk minyak yang dipompa melalui pipa Samudra Pasifik Siberia Timur dan pengiriman melalui laut dari pelabuhan Eropa dan Timur Jauh Rusia, berjumlah 7,46 juta ton. Jumlah tersebut setara dengan 1,82 juta barel per hari.
Sementara itu, sepanjang Januari hingga September 2022, impor minyak dari Rusia naik 9 persen menjadi 64,26 juta ton.
Melansir Reuters, Senin (24/10), pasokan minyak China dari Rusia sebenarnya masih di bawah impor dari Arab Saudi. Tercatat impor dari Arab Saudi mencapai 7,53 juta ton, atau 1,83 juta barel per hari.
Sementara, sepanjang Januari hingga September 2022, mencapai 65,84 juta ton atau turun 1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Data bea cukai juga mencatat impor dari Malaysia meningkat dua kali lipat menjadi 4,05 juta ton pada September 2022. Angka ini melampaui rekor sebelumnya pada Agustus, yakni sebesar 3,37 juta ton.
Selain itu, China juga menerima sekitar 795 ribu ton minyak mentah AS pada September, setelah nol impor pada Agustus.
Sebelumnya, China menuai rezeki nomplok di tengah sanksi ekonomi negara Barat terhadap Rusia. Durian runtuh itu berupa kerja sama China dengan Rusia demi membeli minyak lebih murah dan lebih banyak.
Kerja sama energi yang sudah terjalin menguntungkan kedua pihak. Bagi China, akses energi yang lebih murah. Sementara bagi Rusia, mengimbangi kerugian dari embargo yang dilakukan Uni Eropa dan sekutunya terhadap produk energi mereka.
Tak hanya itu, China dan Rusia juga mempertimbangkan penggunaan mata uang lokal untuk transaksi perdagangan keduanya, yakni yuan dan rubel. Sekaligus berupaya mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.
(**)