KABAREKONOMI.ID – Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik.
Indikator dimaksud terdiri atas indikator nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
A. Perkembangan Nilai Tukar 7 – 11 November 2022
Pada akhir hari Kamis, 10 November 2022
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.690 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 7,30%.
- DXY[1] melemah ke level 108,21.
- Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 3,813%.
Pada pagi hari Jumat, 11 November 2022
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.540 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun ke level 7,07%.
Aliran Modal Asing (Minggu II November 2022)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 123,70 bps per 10 November 2022 dari 130,51 bps per 4 November 2022.
- Berdasarkan data transaksi 7 – 10 November 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp3,97 triliun. Terdiri dari beli neto Rp4,07 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp0,10 triliun di pasar saham.
- Selama tahun 2022, berdasarkan data setelmen s.d. 10 November 2022, nonresiden jual neto Rp173,11 triliun di pasar SBN. Dan beli neto Rp78,39 triliun di pasar saham.
B. Perkembangan Inflasi
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II November 2022, perkembangan harga sampai dengan minggu kedua November 2022 diperkirakan inflasi sebesar 0,11% (mtm).
- Komoditas utama penyumbang inflasi November 2022 sampai dengan minggu kedua yaitu telur ayam ras sebesar 0,02% (mtm). Daging ayam ras, tempe, tomat, sawi hijau, jeruk, tahu mentah, minyak goreng, beras, bawang merah, air kemasan dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu cabai merah sebesar -0,08% (mtm). Cabai rawit sebesar -0,03% (mtm), bawang putih sebesar -0,01% (mtm).
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Terutama untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.