ROW Jalan Tak Simetris, DPRD Batam Sidak Ruas Jalan Tembesi Tower

by bahar

Selain pelebaran jalan, lanjut Cak Nur, warga juga mengeluhkan sering terjadi banjir. Hal ini dikarenakan adanya penimbunan salah satu PT yang berada disamping permukiman tersebut.

“Kita akan cek apakah penimbunanannya sudah sesuai aturan dan Amdalnya. Kita akan panggil pihak-pihak terkait,” katanya.

Ditempat yang sama, Ketua RW 016, Fahrudin mengatakan warga menaati apa yang sudah ditetapkan oleh Pemko Batam dan BP Batam. Bangunan warga diluar dari Row yang ditentukan.

“Artinya dulu sudah ada kesepakatan yang akan ditertibkan yang masuk Row Jalan. Kalau sampai Row 120 berdampak kepada kami,” kata Fahrudin.

“Dengan adanya Row 120 maka terdampak ke warga. Ada sekitar 15 KK yang terdampak. Di Tembesi Tower ini asa sekitar 400 KK.

“Kemarin sebenarnya sudah ada surat sosialisasi row jalan, ada perubahan rdtr, karena disampaikan di wilayah Tembesi Tower termasuk wilayah Industri, kalau iya karena wilayah industri harusnya dari kawasan Panbil harusnya sama,” imbuhnya.

Disinggung pembahasan RDP yang terakhir, Fahrudin menyampaikan bahwa seluruhnya dibahas dan dibuka dal rapat tersebut.

“RDP dibahas dan kita buka semua, ternyata tidak sinkron BP Batam dan Pemko Batam. Di BP Batam row 100 meter, dari ketua DPRD mengatakan untuk SP 1 segera dicabut, setelah lebaran malah turun SP 2. Artinya apa? yang menjadi rekomendasi dari DPRD tidak diindahkan sebab adanya SP 2,” Imbuhnya.

Ia mengatakan pada 22 April 2024, warga yang bertempat tinggal lebih dari row 100 juga mendapatkan SP 2, untuk segera mengosongkan lahan.

Dalam Surat Peringatan Kedua yang diterima sejumlah warga mengatakan bahwa kepada saudara yang bertempat tinggal untuk segera membongkar bangunan terhitung dari 23 April 2024 hingga 25 April 2024, yang ditandatangani Kasatpol PP Imam Tohari.

Suat Tambunan selaku warga setempat mengaku kecewa akan adanya penambahan lebar wilayah untuk pelebaran jalan.

“Kalau row 100 rumah saya tak terdampak, tapi ini 150 rumah saya kena, saya sedih harus bagaimana lagi. Anak saya 3, rumah yang saya bangun dan saya sudah tinggal disitu puluhan tahun. Ini tiba-tiba saja mau dibongkar,” katanya.

Ia tampak sedih dan berharap mendapatkan solusi dari pemerintah.

Baca Juga