KABAREKONOMI.ID, JAKARTA – Pasar listrik PLN bakal diperluas hingga ke luar negeri. Salah satunya yang menjadi target ekspor adalah negara Singapura.
“Ke depan kita bisa menjadi negara pengekspor listrik. Ini sebuah delegasi luar biasa. Cita-cita kita bukan jadi negara importir melainkan eksportir, termasuk listrik,” kata Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Wiluyo Kusdwiharto, dalam siaran persnya.
Pernyataan tersebut disampaikan Wiluyo seiring beroperasinya kabel laut Sumatera – Bangka. Saat ini jaringan interkoneksi kabel laut Sumatera Bangka dinilai menjadi yang terpanjang di Indonesia.
Wiluyo menyebutkan, PLN juga akan menyambungkan kabel dari Sumatera ke Bintan yang dilanjutkan dari Bintan ke Batam. Setelah itu, jaringan serupa juga akan disambungkan ke Singapura.
Menurut Wiluyo, sistem interkoneksi itu selaras dengan rencana pemerintah untuk menyambungkan jaringan kelistrikan di berbagai pulau.
Pemerintah telah merencanakan adanya super grid, yaitu infrastruktur kelistrikan yang membentang dari timur hingga ke barat. PLN akan memerhatikan juga faktor supply and demand dalam interkoneksi tersebut.
Adapun sistem interkoneksi Sumatera Bangka berpotensi memberikan penghematan biaya pokok produksi sebesar Rp 795/kWh atau sekitar Rp 1,03 triliun per tahun.
“Sistem interkoneksi ini juga bisa menghindari defisit daya di Bangka saat terjadi pemeliharaan ataupun gangguan. Dengan sistem interkoneksi ini kami bisa melepas ketergantungan bahan bakar minyak,” kata Wiluyo.
General Manager Unit Induk Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan PLN Dahlan menjelaskan, sistem interkoneksi berpotensi mengurangi pemakaian BBM BO sebesar 91,98 juta liter dan B30 sebesar 137,29 juta liter per tahun.
Menurut Dahlan, kabel laut sepanjang 36 kilometer sirkuit (kms) yang terhubung ke Bangka merupakan yang terpanjang di Indonesia.
PLN juga menciptakan interkoneksi dengan membangun submarine kabel, saluran udara tegangan tinggi 150 kV sepanjang 25,7 kilometer (km), dan saluran kabel tanah 3,4 km.
Dahlan mengungkapkan, Bangka sangat membutuhkan listrik dari Sumatera. Ada banyak potensi di Bangka yang menunggu pasokan listrik seperti tambak udang, hotel, smelter timah, pengolahan sawit, dan industri kecil.
Karena Bangka bukan penghasil batu bara dan gas, cara efektif dan efisien mengalirkan listrik adalah menyambungkan kabel laut dari Sumatera. (ltr)