Home » Terimbas NPL, Kepala OJK Kepri Minta Perbankan Tingkatkan Daya Tahan Permodalan

Terimbas NPL, Kepala OJK Kepri Minta Perbankan Tingkatkan Daya Tahan Permodalan

by bahar
Sinar Danandjaya, Ketua OJK Provinsi Kepri

KABAREKONOMI.ID, BATAM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai Sektor Jasa Keuangan Provinsi Kepulauan Riau terjaga stabil dengan kinerja intermediasi yang kontributif, didukung oleh likuiditas yang memadai dan tingkat risiko yang terjaga.

Kinerja sektor jasa keuangan yang stabil dan terjaga ini turut berkontribusi pada perekonomian Provinsi Kepulauan Riau yang pada Triwulan I/2024 tumbuh sebesar 5,01 persen (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan Triwulan IV/2023 sebesar 4,45 persen (yoy).

Adapun Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi memiliki andil yang positif dengan pertumbuhan sebesar 8,22 persen (yoy). Hal tersebut diungkapkan Kepala OJK Provinsi Kepri, Sinar Danandjaya pada Jumat (29/6/2024) pagi.

Bahkan Sinar menegaskan bahwa pada triwulan I/2024, total aset Bank Umum di Kepulauan Riau tumbuh sebesar 27,97 persen (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional sebesar 8,16 persen. Selain itu, Dana Pihak Ketiga Bank Umum Kepulauan Riau tumbuh sebesar 12,23 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional sebesar 7,44 persen (yoy).

Sinar Danandjaya, Ketua OJK Provinsi Kepri
Sinar Danandjaya, Ketua OJK Provinsi Kepri

“Bank Umum Kepulauan Riau juga melakukan ekspansi kredit relatif tinggi sebesar 5,98 persen (yoy) yang didominasi oleh Kredit Produktif sebesar 57,64 persen. Kredit kepada sektor UMKM tumbuh sebesar 12,61 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit UMKM Nasional sebesar 8,12 persen,” tegasnya.

Sementara itu, Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum meningkat dari 3,81 persen pada Desember 2023, menjadi 3,87 persen pada Maret 2024. Peningkatan NPL utamanya terjadi pada Kredit UMKM yang mengalami peningkatan dari 1,97 persen pada Desember 2023 menjadi 2,18 persen pada Maret 2024.

“Untuk itu, Perbankan diminta untuk meningkatkan daya tahannya melalui penguatan permodalan dan menjaga coverage Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) secara memadai, serta secara rutin melakukan stress test untuk mengukur kemampuan permodalannya dalam menyerap potensi risiko,” katanya lagi.

Sementara itu, tambahnya, Industri Bank Perekonomian Rakyat (BPR) juga mengalami pertumbuhan yang menggembirakan. Kredit BPR di Kepulauan Riau tumbuh sebesar 22,20 persen (yoy) pada Maret 2024, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional sebesar 8,73 persen (yoy). Adapun Dana Pihak Ketiga BPR Kepulauan Riau tumbuh sebesar 19,16 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional sebesar 8,32 persen (yoy).

“Rasio NPL BPR pada bulan Maret 2024 mencapai 6,22 persen, lebih baik dibandingkan NPL BPR Nasional sebesar 10,70 persen. Namun demikian, BPR di Kepulauan Riau tetap perlu waspada terhadap kecenderungan peningkatan pada risiko kredit dan melakukan diversifikasi portofolio kredit dengan cermat serta lebih selektif dalam menyalurkan kredit large exposure dan kredit sindikasi,”  tambahnya.

BPR juga perlu terus mengembangkan berbagai model bisnis yang sustain dan memiliki tingkat risiko yang sesuai dengan kapasitas permodalannya.

OJK Provinsi Kepulauan Riau pun terus mendorong BPR untuk melakukan penguatan Modal Inti, sehingga BPR dapat beroperasi secara lebih efisien, memiliki daya saing, lebih tangguh dalam menghadapi berbagai risiko yang muncul serta dapat lebih berkontribusi terhadap perekonomian daerah. (**)

Baca Juga