Sektor jasa keuangan, yang menjadi salah satu pilar utama perekonomian, mencatatkan hasil yang menggembirakan. Dengan fondasi permodalan yang solid, likuiditas yang mencukupi, serta profil risiko yang terkelola dengan baik, sektor ini mampu mencatatkan kinerja yang sangat positif.
“Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2024 tercatat 5,03 persen, dengan indikator kinerja sektor jasa keuangan yang positif dan didukung oleh fondasi permodalan yang solid, likuiditas yang mencukupi dan profil risiko yang terkelola dengan baik,” ujarnya.
Sektor perbankan Indonesia turut menunjukkan performa yang memuaskan dengan penyaluran kredit dan pembiayaan mencapai Rp 7.827 triliun, tumbuh sebesar 10,39 persen.
Hal ini selaras dengan target yang telah ditetapkan, dengan risiko kredit yang tetap terjaga. Di sektor pembiayaan, piutang perusahaan pembiayaan juga tumbuh 6,92 persen, mencapai Rp 503,43 triliun.

Selain itu, intermediasi non-konvensional juga mengalami pertumbuhan signifikan. Pembiayaan pinjaman dalam jaringan (fintech peer-to-peer lending) tercatat mencapai Rp 77,02 triliun, tumbuh 29,14 persen.
Kemudian, sektor pembiayaan produk Buy Now Pay Later (BNPL) menunjukkan angka yang signifikan, dengan pembiayaan dari perbankan dan perusahaan pembiayaan masing-masing tercatat Rp22,12 triliun dan Rp 6,82 triliun, yang mengalami pertumbuhan sebesar 43,76 persen dan 37,6 persen.
Industri pergadaian juga mencatatkan hasil positif, tumbuh 26,9 persen dengan total pembiayaan sebesar Rp 88,05 triliun.(***)