BI: Investasi dan Konsumsi Sumbang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap Terjaga

by bahar

Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran terus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk UMKM dan ekonomi hijau, melalui penguatan strategi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) mulai Januari 2025, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

“Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk turut mendorong pertumbuhan, khususnya sektor perdagangan dan UMKM, dengan memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran,” tegasnya.

KREDIT PERBANKAN TERUS BERTUMBUH

Bank Indonesia juga melaporkan kredit yang disalurkan industri perbankan tumbuh 10,79% secara tahunan (yoy).

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa pertumbuhan kredit seiring dengan realokasi alat likuiditas perbankan ke penyaluran kredit. Lalu juga besarnya dukungan pendanaan dari dana pihak ketiga (DPK) serta dampak positif kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM).

“Dari sisi permintaan pertumbuhan kredit didukung kinerja usaha korporasi yang terjaga termasuk pada korporasi yang berorientasi ekspor,” kata Perry.

Adapun berdasarkan kelompok penggunaan, kredit modal kerja tumbuh 8,92% yoy, invetasi 13,77% yoy, dan konsumsi 10,94% yoy per November 2024. Sementara itu kredit UMKM tumbuh 4,02% yoy. Pada periode yang sama pembiayaan syariah tumbuh 11,24% yoy.

Pertumbuhan kredit perbankan per November 2024 juga didukung oleh kualitas aset. Rasio kredit bermasalah atau noperforming loan (NPL) gross bank per Oktober terjaga pada level 2,2% dan rasio NPL net 0,77%. (***)

Baca Juga