Home » Kepala KPwBI Suryono Akui Layanan QRIS di Kepri Terkendala ‘Sinyal’

Kepala KPwBI Suryono Akui Layanan QRIS di Kepri Terkendala ‘Sinyal’

by bahar

Kepala KPwBI Suryono Akui Layanan QRIS di Kepri Terkendala ‘Sinyal’

KABAREKONOMI.ID, BATAM – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kepulauan Riau, Suryono mengakui layanan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di beberapa kota dan Kabupaten masih mengalami berbagai kendala. Antara lain sistem jaringan internet.

Kondisi ini, diakui Suryono ditemukannya secara langsung dalam beberapa kali kunjungan kerja ke beberapa wilayah di Provinsi Kepri. Antara lain di Lingga, Karimun, Natuna dan Anambas.

“Kendala sistem jaringan internet yang mewadah kinerha dari QRIS ini sendiri saya temukan langsung di beberapa daerah di Kepri. Seperti kemaren di Natuna. Kendala ini kerap ditemukan di pusat perbelanjaan,” tegas Suryono disela-sela Bincang Bareng Media Secara Langsung (Barelang) di Batam pada Selasa (22/8/2023) sore.

Pihaknya pun mengakui, tidak adanya jaringan internet yang berkualitas dalam pemenuhan layanan QRIS di pelosok ini bukanlah wewenang dari Bank Indonesia. Namun demikian, menjadi perhatian serius pihaknya untuk mengajak pihak-pihak terkait meningkatkan kinerjanya. Khususnya di daerah pelosok.

“Kondisi ini pun, sudah saya sampaikan dalam rapat bersama Gubernur Kepri Ansar Ahmad beberapa waktu lalu,” tegasnya.

Oleh karenanya, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan lembaga dan institusi terkait guna mendorong peningkatan jaringan internet di sejumlah wilayah Kepri. Sehingga layanan QRIS di Kabupaten dan Kota se-Kepri bisa lebih maksimal lagi.

“Tentunya, kami dari Bank Indonesia akan mendorong peningkatan layanan jaringan internet ini. Sehingga nantinya akan didapati kesempurnaan sinyal hingga ke pelosok,” tutupnya. (omk)

Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia perwakilan Kepri mencatat hingga 2023 (hingga juli,red) ada 289.070 pengguna pengguna Quick Response Code Indonesia Standar (QRIS) di Kepri. Dimana penggunaan QRIS ini meningkat dibandingkan tahun 2022 lalu, yang hanya 263.000 pengguna.

sampai April 2023, jumlah merchant atau pedagang yang memanfaatkan QRIS sudah mencapai 439.000. Sedangkan jumlah penggunanya 289.070.

Sampai dengan Februari 2023 sudah ada sekitar dua juta transaksi dengan nominal mencapai Rp321 miliar, dengan merchant paling banyak yaitu usaha mikro. BI kepri juga mengajak masyarakat untuk memperluas QRIS hingga penggunaan BI-FAST guna mempercepat penyelesaian transaksi UMKM.

QRIS adalah standar kode QR yang dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia. Fungsi QRIS, yakni untuk memudahkan proses transaksi dengan QR code agar lebih cepat, dan terjaga keamanannya.

Semua PJSP yang akan menggunakan QR code, pembayarannya wajib menerapkan QRIS. Tujuan QRIS, untuk mengintegrasikan seluruh metode pembayaran nontunai di wilayah Indonesia.

Sementara, nominal batasan transaksi QRIS, paling banyak sebesar Rp10 juta per transaksi. Penerbit bisa menetapkan batas transaksi nominal kumulatif harian atau bulanan, dari transaksi QRIS yang dilakukan oleh setiap pengguna QRIS. Itu bisa ditetapkan berdasarkan manajemen risiko penerbit. (omk)

Baca Juga