Home » Gubernur BI Perry Sebut Rasio Kecukupan Modal Perbankan di Februari 2022 Capai 25,85 Persen

Gubernur BI Perry Sebut Rasio Kecukupan Modal Perbankan di Februari 2022 Capai 25,85 Persen

by Rika Hisba

KABAREKONOMI.ID, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo melaporkan suku bunga perbankan masih dalam tren menurun, kendati lebih terbatas.

Hal ini didukung oleh suku bunga kebijakan moneter yang masih rendah dan terjaganya likuiditas perbankan.

Perry mengungkapkan di pasar uang, suku bunga IndoNIA pada Maret 2022 bergerak stabil sebesar 2,79 persen dibandingkan dengan Maret 2021.

Sementara itu, di pasar dana, suku bunga deposito satu bulan di perbankan turun sebesar 91 basis poin (bps) sejak Maret 2021, menjadi 2,85 persen pada Maret 2022.

Adapun di pasar kredit, suku bunga kredit baru lebih rendah 17 bps year-on-year (yoy) pada periode yang sama.

Hal ini sejalan dengan penurunan suku bunga, dasar kredit, dan perbaikan persepsi risiko perbankan di tengah berlanjutnya pemulihan aktivitas ekonomi.

“Bank Indonesia memandang peran perbankan dalam penyaluran kredit dan pembiayaan, termasuk melalui penurunan suku bunga kredit dapat ditingkatkan guna semakin mendorong pemulihan ekonomi nasional,” kata Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan April 2022 dengan Cakupan Triwulanan, Selasa (19/4/2022).

Dia juga menjelaskan ketahanan sistem keuangan tetap terjaga dan intermediasi perbankan terus menunjukkan perbaikan secara bertahap.

Rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan pada Februari 2022 tetap tinggi, yaitu sebesar 25,85 persen dan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tetap terjangkau yaitu 3,08 persen secara bruto dan 0,87 persen secara netto.

Lebih lanjut, Perry menyatakan intermediasi perbankan pada Maret 2022 melanjutkan peningkatan dibandingkan dengan bulan sebelumnya dengan kredit yang mengalami pertumbuhan sebesar 6,65 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

“Pertumbuhan kredit terjadi di berbagai kelompok bank, segmen kredit, dan sektor ekonomi termasuk sektor sub sektor prioritas, seiring berlanjutnya pemulihan aktivitas korporasi dan rumah tangga,” terangnya. (knt/hol)

Baca Juga