KABAREKONOMI.ID, Batam – Bank Sentral Eropa (ECB) pada hari Kamis kembali meluncurkan kenaikan suku bunga untuk memerangi lonjakan inflasi, Kamis (27/10/2022).
Keputusan ini diambil meski ada kekhawatiran zona euro tengah meluncur menuju jurang resesi.
Melansir AFP, dewan pemerintahan ECB yang beranggotakan 25 orang memilih kenaikan lain sebesar 75 basis poin, membuat tiga suku bunga utamanya berada di kisaran antara 1,5 dan 2,25%.
Kenaikan itu diperkirakan terjadi secara luas karena institusi Frankfurt menghadapi tekanan untuk mengendalikan rekor tertinggi inflasi yang utamanya didorong oleh lonjakan biaya energi setelah perang Rusia di Ukraina.
Inflasi zona euro mencapai 9,9% pada September, hampir lima kali lipat dari target 2% ECB. “Inflasi tetap terlalu tinggi (di klub mata uang 19 negara) akibat melonjaknya harga energi dan pangan, kemacetan pasokan dan pemulihan permintaan pasca-pandemi,” ujar ECB dalam pernyataannya.
Seperti bank sentral lainnya, ECB melawan inflasi dengan serangkaian kenaikan suku bunga guna mengurangi permintaan dengan membuat kredit lebih mahal untuk rumah tangga dan bisnis.
Namun biaya pinjaman yang lebih tinggi juga mengurangi aktivitas ekonomi, menjadi tanda-tanda baru bahwa prospek zona euro telah memburuk. Dalam tekadnya untuk menurunkan tekanan harga, ECB disebut ekonom telah menutup mata terhadap risiko resesi.
(**)